
simak penjelasan Rumus padat tebar udang vaname berikut:
Dalam siklus budidaya udang vaname ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memulai budidaya udang yaitu padat tebar udang vaname, faktor penting padat tebar dalam siklus budidaya sangat vital karena harus menyesuaikan dengan luas lahan budidaya dan jumlah kincir yang nantinya juga untuk menghitung suplai DO atau oksigen terlarut pada tambak. baik budidaya udang tradisional, intensif, semi, maupun kolam bundar harus memperhatikan padat tebar udang vaname, berikut beberapa cara menghitung padat tebar udang yang perlu diketahui apabila ingin memulai budidaya udang.
Rumus Padat Tebar Udang Vaname
budidaya udang vaname tidak hanya bisa dilakukan di lahan tambak yang luas, namun bagi yang memiliki lahan sempit juga bisa memanfaatkan kolam bundar. cara menghitung padat tebar udang vaname kolam bundar adalah sebagai berikut
misal kita ingin memulai budidaya undang pada kolam bundar D3 (diameter 3) maka rumusnya adalah
jari-jari lingkaran x luas lingkaran x tinggi air
V = π x r x r x t
misalnya kolam bundar dimater 3 kita isi air dengan ketinggian 1 meter maka
= 3,14 x 1,5×1,5×1 = 7,065 m3 = 7,065 kubik
pada kepadatan budiaya kolam bioflok bisa digunakan hitungan intensif dengan kepadatan 250-400 per kubik namun juga harus di perhatikan jenis aerator yang digunakan pula dan jangan lupa pula sediakan genset untuk backup listrik padam.
cara menghitung Persegi untuk Tambak Tradisional, Semi Intensif dan Intensif
umumnya tambak tradisional maupun semi intensif masih menggunakan desain persegi untuk menentukan padat tebar udang pun rumusnya berbeda dengan padat tebar kolam bulat, pada persegi adalah
jumlah kepadatan permeter x luas lahan per meter persegi
pada pola semi intensif padat tebar antara 20 – 80 per m2. tambak semi intensif biasanya menggunakan kincir yang hanya dihidupkan pada malam hari, namun ada pula yang mengaktifkannya 24 jam nonstop seperti pada budidaya udang intensif.
Rumus menentukan tebar udang Vaname Tradisional
Pada budidaya tradisional atau ekstensif padat tebar per M2 adalah 1-5 sedangkan untuk tradisional plus adalah 5-8 per M2 perbedaan tradisional dan tradisional Plus hanya pada pemberian pakan alternatif / buatan saja pada tradisional plus sedangkan untuk budidaya udang tradisional tanpa menambahkan pakan buatan.
misal luas lahan 1 hektar maka :
1 hektar = 10.000 m2
10.000 m2 x 5 = 50.000
dengan pola budidaya udang tradisional tanpa penambahan pakan buatan padat tebar maksimal adalah 50.000 benur udang vaname yang bisa ditebar pada tambak budidaya.
Rumus menghitung kepadatan Udang Vaname Pola Intensif
budidaya udang pola intensif benar-benar membutuhkan resource yang cukup besar, selain dari segi modal, SDM dan juga banyak faktor penting lainya, budidaya udang pola intensif benar-benar mengandalkan teknologi untuk padat tebar nya pun relatif sesuai dengan resource dan modal produksi. umumnya padat tebar udang intensif diatas 100 per m2 rumus nya pun harus di sesuaikan juga dengan jumlah kincir dan aerator yang digunakan. kincir 1hp mampu menopang hampir 700kg udang. budidaya udang pola intensif juga memiliki tingkat pengamatan yang lebih detail dibandingkan dengan pola tradisional..
Budidaya udang vaname memang masih menjanjikan disamping harga jual yang stabil, udang vaname juga sangat mudah beradaptasi di berbagai cuaca dan salinitas di perairan indonesia, banyak faktor yang harus di amati ketika ingin membudidayakan udang selain padat tebar udang vaname faktor memilih bibit udang yang baik juga harus di perhatikan. itulah beberapa tips rumus cara menghitung kepadatan dalam proses pembesaran udang.